Jejak Kata Arin pada Dusun sisa Erupsi Gunung Merapi 2010
Hai… Gw Arin
Beberapa hari yang lalu, gw baru
aja jalan-jalan sebentar di Yogyakarta. Gw dan teman-teman lainnya menyiapkan
waktu pada tanggal 8 September 2017 bersama Jeep Wisata Merapi (JWM), buat
cobain menyusuri dusun-dusun yang pernah hancur akibat erupsi gunung Merapi
pada tahun 2010. Rasa ingin turut melihat, mendengar dan merasakan apa yang
pernah terjadi saat itu adalah alasan kita untuk mengambil trip Lava Tour atau
Vulcano Tour Merapi ini. Gunung Merapi memang merupakan gunung Berapi yang
masih aktif di Jawa Tengah. Kalo kata mba Silvi (partner in crime gw), Travelling
di alam bebas adalah cara mengisi jiwa kita dan kalo kata lirik di lagu ost
Gie, berbagi waktu dengan alam adalah cara mengingat kembali hakikatnya sebagai
manusia. Gw setuju sih…
Jeep Wisata Merapi adalah Jasa transportasi
wisata dari komunitas jeep yang berada di kawasan lereng merapi yaitu di dusun
Krangkah, Umbulharjo, cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Mereka membentuk komunitas ini tahun 2012 yang
beranggotakan dari 24 pemuda yang juga merupakan warga korban erupsi gunung
Merapi. Adanya JWM merupakan bentuk semangat mereka untuk tetap hidup setelah
terjadinya erupsi pada tahun 2010. Kedatangan wisatawan yang menggunakan jasa
mereka sangat berarti loh buat mereka untuk menyambung hidupnya. Kita sebagai wisatawan
sama saja mendukung keberlangsungan hidup mereka menjadi lebih baik, yang
terpenting sebagai wisatawan hanya tidak merusak lingkungan itu dengan menjaga
kelestariannya seperti tidak membuang sampah sembarangan.
Trip kita dimulai jam 08:30 WIB,
menggunakan Jeep berwana merah yang kemudikan oleh Mas Tukul. Mas tukul ialah
driver jeep yang bisa disebut joki 3 in 1 yaitu driver, pemandu dan
photographer. Jadi mas tukul menemani kita dalam perjalanan, selain
mengantarkan ke beberapa lokasi, beliau juga mencoba menjelaskan apa yang telah
terjadi pada saat erupsi gunung Merapi 2010 dimasing-masing lokasi yang kita
datangi dan juga beliau membantu kita untuk mengambil gambar. Bahkan mas Tukul
juga turut mengarahkan gaya pose kita saat difoto oleh mas Tukul. Heuheu…
totalitas bangetlah pelayanannya. Recomended banget deh pokonya… Mas tukul ini
mengantar kita ke 5 lokasi yaitu Kali Opak, Bunker Kaliadem, Batu Alien, Musium
Mini “Sisa Hartaku” dan terakhir Jembatan Kali Kuning.
Sebelum bahas lokasi yang
didatangi, gw yang duduk di depan bersama driver jeep ini, tiba-tiba ada rasa
penasaran sih, apakah wisata jeep ini ada dari sebelum atau sesudah erupsi
gunung Merapi. Akhirnya gw tanyakan itulah pada Mas Tukul. Menurut mas Tukul,
wisata Merapi memang sudah ada lama sebelum erupsi gunung Merapi terjadi, hanya
saja nama tournya beda, bukan Lava Tour. Lava tour diambil dari kata Lava karena
wisata ini mengantarkan kita ke lokasi yang terkena dampak erupsi Merapi.
Maklum ya gw tanyakan itu, secara 2010 aja gw masih sekolah, belum pernah
travelling dan gak tau ada wisata Merapi. Otomatis sebelum tahun 2010 gw masih
anak-anak, yang kerjaannya hanya sekolah pulang sekolah.
By the way… setiap dibalik bencana
pasti ada hikmahnya dong bagi setiap jiwa manusia yang mengalaminya. Mereka
pasti sangat berduka saat itu. Saat dimana mereka merasakan kehilangan yang
sangat besar, dari mulai keluarga, sahabat, dan tempat tinggal mereka. Tapi
dibalik semua itu ternyata takdir dari bencana erupsi ini meninggalkan
sisa-sisa erupsi yang bisa mereka pergunakan kembali lagi sebagai
keberlangsungan hidup mereka selanjutnya. Seperti lahar dingin yang membeku
akan menjadi bahan material bangunan terbaik no. 1 loh menurut mas Tukul. Kemudian
jalur lahar panas yang bisa dijadikan jalur trip seru untuk dilewati dengan
mobil jeep ini, juga telah menarik banyak wisatawan untuk datang, bahkan tingkat
wisatawan yang datang justru lebih tinggi dibanding tingkat kedatangan wisatawan
sebelum terjadinya erupsi 2010.
Dalam perjalanan Tour, gw dan Mas Tukul (Driver jeep)
Dalam perjalanan tour, 2 teman duduk di belakang
Lokasi pertama yang diantarkan
oleh mas Tukul ialah Kali Opak. Kali opak adalah salah satu sungai yang berhulu
di lereng gunung Merapi bagian selatan. Kali opak menjadi salah satu aliran
lahar panas saat gunung Merapi meletus tahun 2010. Sebelum terjadinya erupsi,
sungai ini memang sudah puluhan tahun lalu menjadi tempat pencarian nafkah
warga lokal dengan menambang pasir dan batu. Nah setelah erupsi, sungai ini
justru tambah banyak pasir dan batuan sisaan lahar panas yang melewatinya. Ini
sebuah rasa syukur dibalik bencana, penambang semakin banyak dapat peluang
besar untuk mencari nafkah. Namun disisi lain mereka juga kehilangan rumah dan
pohon-pohon asri karena diterjang awan panas Merapi 2010.
Lokasi kedua, kita diantarkan ke
Bungker Kaliadem. Bunker Kaliadem merupakan tempat untuk perlindungan atau
persembunyian diri dari awan panas Merapi jika terjadi letusan. Bungker ini
dibangun tahun 2005 dengan ukuran 12 x 8 meter di bawah tanah berkedalaman
kurang lebih 3 meter. Ada sedikit cerita dari mas Tukul, kalo pada tahun 2006,
bunker ini pernah tertimbun material Lava akibat letusan Gunung Merapi dan di
dalam bunker tersebut ditemukan 2 orang tewas terbakar lava yang sangat panas
yaitu 600°C. Jadi 2 orang itu memang sedang bersembunyi di bunker dari awan
panas tapi ternyata lava panas itu melewati dan masuk kedalam bunker. Serem kan…
2010 kembali bunker dimasukin lahar panas, namun bunker kaliadem ini masih berdiri
kokoh sampai kemarin saat gw lihat. Gw juga coba memasuki kedalam bunker. Suasana
sunyi, suara menggema dan pintu masih berfungsi.
Di atas bunker kaliadem ini
terdapat pemandangan yang indah sebenarnya… Gunung Merapi yang berdiri kokoh
dan hijaunya pemandangan di kaki Merapi dengan cuaca yang cerah dan panas
adalah tempat yang pas untuk mengambil dokumentasi sebagai kenang-kenangan
pernah kesana. Uda lama si gw gak liat pemandangan lereng gunung seperti itu,
jadi kemarin agak norak lagi hehe… disana anginya cukup kencang, debu-debu
bertebangan, jadi kalian yang mau kesana memang harus pakai masker. Kemaren sih
gw gak mau pakai masker, karena mau menikmati moment lagi di gunung seperti
jaman-jaman dulu waktu sering naik gunung. Saat dimana debu, pasir yang terbawa
angin kencang melewati wajah gw ditambah panas terik tapi berudara dingin… Gw
kangen itu, makanya gw bandel gak mau pakai masker selama perjalanan Lava Tour
kemaren. Jangan diikutin ya… *nyengir
Lanjut ke lokasi ketiga ialah
melihat batu Alien. Batu alien ini agak unik sih ceritanya. Jadi katanya, batu
besar ini jatuh dari mulut puncak Gunung Merapi saat terjadi letusan di tahun
2010. Kenapa Alien? Karena memang sekilas batu besar ini membentuk wajah
manusia dengan raut sedih, oleh karena itu warga lokal menyebutnya dengan batu
Alien. Dikawasan ini juga sebelumnya terdapat pemukiman warga dan kandang sapi,
tapi semua itu telah hancur rata dengan tanah akibat erupsi Merapi dan menjadi
sebuah hamparan luas berpasir sisa luapan lava.
Kemudian lokasi keempat adalah
Musium Mini “Sisa Hartaku”. Musium Mini ini dibuat dari sisa rumah yang hancur
tapi masih setengah berdiri, lalu diisi dengan berbagai macam benda yang bisa
dikatakan saksi bisu saat terjadinya erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Ada motor
rongsok, tulang sapi, lemari, kursi, mesin jahit dan jam dinding. Di dalamnya
juga dipajang foto-foto pasca erupsi terjadi. Nah, Jam dinding menjadi ikon di museum
ini karena jam ini mati di pukul 00:05 WIB yang menunjukan dimana saat itu
terjadi detik-detik erupsi Merapi 5 November 2010. Gw sih beneran baper, baru
liat sisa barang-barang itu aja. Ini sangat sedih, luka mendalam, rasa kehilangan
yang sangat dalam.
Dilanjutkan ke lokasi terakhir
yaitu Jembatan Kalikuning. Kesan pertama gw menginjakan jembatan ini sih keren
banget sumpah… Seindah itu pemandangan Gunung Merapi jika terlihat tampak tidur, tapi
keindahan itu bisa menghancurkan apapun yang ada disekitar jika Merapi
terbangun dari tidurnya dengan memuntahkan isi perutnya (erupsi). Pemandangan di sini memang yang paling hijau
dan asri dibanding lokasi - lokasi yang kita datangin sebelumnya.
Berakhirlah lava tour dan
kembalilah kita diantarkan ke basecamp JWM oleh mas Tukul. Basecampnya asik
kok, bisa buat duduk-duduk istirahat, minum, free charger juga. JWM ini memang diawal
perjalanan memberikan free minum botol aqua masing-masing peserta dan masker
untuk di perjalanan tournya. Maskernya yang gak gw ambil sih. Jadi sekali lagi
jangan di ikutin ya gak pakai masker, debu disana parah banget, dan panas juga
kalian bisa gosong. Ini aja gw uda iteman lagi.. heuheu tapi ya gak
terbakar banget karena gw juga pake Sunscreen. Gw cuma pakai kacamata hitam
saat itu buat melindungi mata dari teriknya matahari.
Jangan buang sampah sembarangan
ya disana. Dimanapun deh, kemana pun kalian travelling, itu salah satu cara wisata
alam jika ingin tetap lestari dan kalo kalian ingin dapet gambar foto yang
bagus.
Segitu aja ya jejak kata gw di
Jalur Erupsi gunung Merapi ini. Semoga bisa bermanfaat dari sedikit info apa
yang gw lihat, dengar dan rasakan disana. Terima kasih sudah membaca. Kritik
dan saran atau komentar lainnya dari lo yang uda baca nih, boleh banget loh isi
dikolom komentar dibawah ini.
Bye…bye..
Noted : Saya Arin, mencoba menjadikan hobi dan pengalaman untuk membuat rental alat camping. Khatulistiwa Adventure namanya. Khatulistiwa Adventure ini telah menjadi rekomendasi rental alat camping di Bekasi sejak 2016. Untuk liat katalog alat, bisa cek di WA kami 0896-5750-4996. Bisa cek IG juga di @khatulistiwa_adv.
Wih keren.... Wlwpun panas, tetap seru ya. Jd pgn brpetualang 😊
BalasHapuspemandangan yang indah kadang suka ngerasa disana gak sepanas itu. pulang-pulang iteman sih hehe
Hapus